Waktu itu pada pertengahan tahun 2012 silam, si anak (sebut saja namaya abdul) baru beranjak pada ruang kedewasaannya. dan dalam ruang tersebut dia sudah di hadapkan dalam suatu permasalahan yang mana permasalahan tersebut sangat amat serius. sedangkan dalam masa atau bila dilihat dari keadaan fisik dia yang masih menyandang umur 18 tahunan tersebut masih bisa di bilang sangat labil untuk berhadapan dalam masalahnya tersebut. maslahnya tidak lain adalah masalah dalam "surganya sendiri".
Dalam kesehariannya dia (abdul) yang asalnya sangat-sangat pendiam dan pemalu tersebut mengalamai perubahan yang sangat drastis menjadi sosok anak remaja yang sangat bebas. dan itu tidak lain karena ketidak mampuannya dalam mengemban suatu permasalamn tersebut. Hari-harinya ia habiskan diluar rumah dalam kebersamaan dengan teman-teman luar desanya dan kegiatannya dalam kesehariannya tidak lain hurak-hurakan di pinggir jalanan, rame sana-sini, snoceer dan bahkan tiap malamnya ia berpesta bersama teman-temanya dengan beberapa botol miras atau bisa dibilang ia mabuk-mabukan dll.
Di ceritakan oleh sahabatnya, suatu ketika ia di ajak seorang keluar oleh temanya. malam itu sekitar pukul 09 : 00 wib. dia (abdul) pun keluar bersama temannya tersebut. apa yang terjadi? dia pun di ajak seorang temannya seperti biasanya yang tidak ain berpesta minum-minum air keras. setelah pesta tersebut selesai dan dalam keadaanya waktu itu yang setengah mabuk untuk jalan saja dia (abdul) sudah tidak kuat. tapi waktu itu oleh teman-temanya malah di pulangkan kerumahnya. saat masuk kedalam rumahnya tidak di sangka ia di temui oleh sang orang tua. dan saat itu pun dalam keadaan reflek ayah abdul melempatkan pukuran kearah bibirnya. momentum tersebut tidak bisa ia lupakan karena itu merupakan pertama dan terakhir ia di sapa tangan sang pahlawannya dengan takaran yang lebih pada bibirnya (pukulan).
*****
Jadwal tersebut tidak hanya ia terapkan satu dua hari saja, namun setiap hari ia lakukan tanpa ada satu saja yang tertinggal. sungguh miris keseharian tersebut. dan dalam suatu ketika ia termanung dalam warkop depan masjid jami' kanjeng sepuh sidayu. ia sangat berfikir di karenkan dalam keadaannya yang sudah sangat susah ditambah lagi dengan keadaannya yang sudah tidak mempunyai apa-apa untuk bisa dia gunakan dalam keseharianya (uang). ia memutuskan untuk memberhentikan kumpul bersama teman-temanya dikarenakan dia sudah tidak punya uang lagi untuk ngopi dls. dalam benaknya pun terbesit untuk ingin kerja. dan akhirnya ia pun bekerja segala hal atau serabutan.
Setelah sudah berjalan kurang lebih setengah tahun. ia dalam perjalannya bertemu dengan teman lamanya yang kebetulan baru pulang dari negri tetangga, keinginan untuk bisa sama dengan temannya ke negri tetangga pun ada dalam benaknya. singkat kata ia pun memberanikan diri untuk langsung mengurus kepergian kerjanya kesana. tapi waktu itu yang dituju bukan malaysia melainkan saudi arabiah.
3 bulan ia sudah menunggu kabar keberangkatan, tapi apa? sedikit kabr pun ia tidak dapati. lalu ia membanting setir untuk pergi ke malaysia dan membereskan segala macam produrnya. dalam waktu bebrapa minggu ia pun telah mendapati kabar keberangkatannya.
Sabtu, 09 agustus 2013 05 :30 WIB. ia telah bersiap-siap untuk pergi. sebelum ia pergi, ia mendekati orang tua perempuannya untuk meminta do'a dan restunya sembari mencium kaki beliau. setelah itu ia pun pergi dan kembali. setelah sampai di negri tetangga, segala macam kehidupannya pun berubah drastis, pahit-manis, susah-senang hanya di rasakan seorang diri tidak ada lagi teman ataupun keluarganya untuk bisa berpartisipasi dalam keadaan yang ia hadapi. dari situlah ia mendapat ni'mat atau pengalaman yang sangat luar biasa dari kerasnya hidup.
*****
Dalam kebodohanya, ia hanya berpegang pada suatu prinsip. bahwa "sederas-derasnya hujan yang turun pada akhirnya juga akan terbitlah matahari yang meredahkan hujan tersebut"
Bersambung..........................................................
Comments
Post a Comment